Selamat datang di moron brother blog

Minggu, 14 Maret 2010

Penggunaan Teknologi Informasi dalam pembanggunaan Kependudukan dan Keluarga Sejahtera

A. PENDAHULUAN

Di dalam manajemen modern yang sarat dengan permasalahan dan cara-cara penanganan yang serba kompleks, berbagai kebijakan serta program-program kegiatan yang dilakukan, selalu didasarkan pada data, fakta atau bukti nyata (evidence based). Oleh karena itu, salah satu aspek penting untuk mendukung program pembangunan keluarga dan kependudukan di Indonesia adalah tersedianya data informasi yang tepat dan akurat.

B. PENGERTIAN PENDATAAN KELUARGA

Pendataan Keluarga adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data demografi, keluarga berencana, keluarga sejahtera dan data individu anggota keluarga, yang dilakukan oleh masyarakat dan Pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara serentak pada waktu yang ditentukan (Juli-September) setiap tahun melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah, dengan wawancara dan observasi. Pendataan keluarga ini dilakukan untuk tujuan memperoleh data mikro yang berbasis keluarga untuk kepentingan operasional Program KB di daerah. Semula banyak pihak yang meragukan validitas dan kekuatan dari pendataan keluarga ini, atau dianggap menyaingi data dari BPS, tetapi sesungguhnya data ini lebih mikro dan operasional, serta tidak menyaingi data BPS tetapi saling melengkapi.

Pendataan keluarga bertujuan untuk mendapatkan 3 (tiga) kelompok data yaitu data demografi, data Keluarga Berencana dan Data Keluarga Sejahtera dengan merekam seluruh anggota keluarga masing-masing. Dengan data tersebut diharapkan berbagai program untuk membangun KB, keluarga, maupun pembangunan penduduk sebagai sumber daya insani yang handal dalam pembangunan, akan dapat memanfaatkan hasil pendataan tersebut. Khusus untuk data keluarga merupakan asset yang sangat berguna untuk membantu masyarakat sendiri dalam mengentaskan keluarganya dari ketertinggalan.


C. INDIKATOR DAN VARIABLE DATA

Indikator dan variabel data yang ada di dalam pendataan keluarga ini meliputi antara lain :

1. Data Demografi :
1.1 Jumlah Kepala Keluarga, menurut jenis kelamin, status bekerja/tidak
bekerja, status kawin, dan tingkat pendidikan.
1.2. Jumlah jiwa dalam keluarga menurut jenis kelamin, dan menurut kelompok
umur tertentu.
1.3. Jumlah wanita usia subur (15-49 tahun).

2. Data Keluarga Berencana:
2.1. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) menurut kelompok umur.
2.2. Jumlah PUS Peserta KB, yang dilayani dari jalur Pemerintah dan Swasta.
2.3. Jumlah Peserta KB Implan yang perlu dicabut Implannya tahun depan.
2.4. Jumlah PUS Bukan Peserta KB, yang berstatus:
a.Hamil
b.Ingin Anak Segera (IAS)
c.Ingin Anak Ditunda (IAT)
d.Tidak Ingin Anak Lagi (TIAL)

3. Data Keluarga Sejahtera :
3.1. Jumlah Keluarga Menurut Indikator (21 Indikator Keluarga).
3.2. Jumlah Keluarga Menurut 5 Tahapan Keluarga.
a. Jumlah Keluarga Prasejahtera
b. Jumlah Keluarga Sejahtera I
c. Jumlah Keluarga Sejahtera II
d. Jumlah Keluarga Sejahtera III
e. Jumlah Keluarga Sejahtera III Plus

4. Data Individu Anggota Keluarga :
4.1. Nama Individu Anggota Keluarga
4.2. Hubungan dengan kepala keluarga,
4.3. Jenis kelamin,
4.4. Tanggal, bulan dan tahun Kelahiran,
4.5. Pekerjaan
4.6. Pendidikan Terakhir,
4.7. Status Perkawinan
4.8. Perubahan Mutasi (Meninggal, Pindah, Menikah)

D. PEMANFAATAN DATA

Pemanfaatan Pendataan keluarga ini, terutama untuk kepentingan operasional manajemen Program KB Nasional didaerah, yaitu untuk Penentuan Sasaran, Pembuatan Peta Kerja, Penentuan Bentuk Program Dukungan, Sarana Motivasi, Perencanaan dan Penilaian, Sarasehan/Seminar hasil pendataan keluarga, dan Databasis Keluarga. Sedangkan pemanfaatan untuk kepentingan program Pembangunan Sektor lain, terutama data keluarga yang yang masuk kategori tahapan Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I (Keluarga Miskin), pada waktu krisis untuk Program-Program membantu Keluarga miskin, seperti Program Bantuan Perbaikan Rumah Atap Lantai dan Dinding (Aladin), Lantainisasi/Plesterisasi, Bantuan Modal Kerja, Bantuan Bea Siswa, Kartu Sehat, Ketahanan Pangan melalui Operasi Beras untuk Miskin, Subsidi BBM dan lain-lainnya.

Potensi data hasil Pendataan keluarga ini sesungguhnya dapat dipergunakan secara lebih luas, apabila dapat dibuat menjadi database keluarga secara lengkap dan up to date. Oleh UNFPA bersama BPS, dari hasil studi dan ujicoba monitoring Program Millenium Development Goal’s (MDG’s) di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tahun 2007, memberikan hasil bahwa dari seluruh sektor yang berkaitan dengan program MDG’s, hanya dari Pendataan Keluarga tersedia data di tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan, yang bisa digunakan untuk memonitor perkembangan pencapaian (MDG’s). Data dari Sektor Keluarga Berencana yang digunakan untuk monitoring program MDG’s dari hasil pendataan keluarga ini yang disepakati adalah Jumlah dan persentase Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera, yang digunakan sebagai data jumlah dan persentase keluarga miskin, serta data tingkat prevalensi KB (Persentase Peserta KB per PUS), dan Peserta KB Pria (Kondom dan Medis Operasi Pria), yang digunakan untuk melihat kesertaan PUS berkeluarga berencana dan kesetaraan jender dalam keluarga berencana.

E. PENUTUP

Pengelolaan Program KB Nasional yang berbasis data dengan indikator sasaran kuantitatif sejak awal sampai kini tetap dilakukan secara konsisten. Sasaran dengan bentuk data kuantitatif ini diterjemahkan kedalam perencanaan program menjadi indikator sasaran operasional program setiap tahun yang harus dicapai. Data yang dipergunakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program ini diperoleh dari berbagai sumber data, baik dari intern BKKBN yang dikembangankan melalui Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional, maupun data dari extern yang dilakukan secara berkala oleh BPS, Bappenas dan Instansi/Lembaga Penelitian, seperti hasil Sensus Penduduk, dan Proyeksi Penduduk, dan hasil Survai lainnya. Sasaran program yang terukur secara kuantitaif ini akan mudah diketahui gambaran hasilnya dengan kedua sumber data tersebut, sehingga memudahkan para pengelola untuk mengarahakan dan mengendalikan Program KB Nasional secara lebih baik.

Penyediaan data mikro keluarga dan kependudukan yang cepat, akurat, tepat dan bermanfaat bagi pelaksanaan pembangunan bidang KB dan Kependudukan di saat ini dan ke depan, itulah yang menjadi tantangan dan Pekerjaan Rumah (PR) para pengelola Program KB Nasional di berbagai tingkatan wilayah sekarang ini.

sumber : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
pada "Seminar peran ICT Dalam Perencanaan Kependudukan"
Jakarta 25 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar